

Indonesia terus memantapkan posisinya sebagai pemain utama industri hilir sumber daya alam dengan potensi nikel dan pasir silika yang sangat besar. Kedua komoditas ini menjadi tulang punggung perkembangan industri kendaraan listrik (EV) dan panel surya. Keduanya memainkan peran yang semakin penting dalam transisi energi global menuju teknologi ramah lingkungan.
Inisiatif Reformasi Indonesia (TRI) mengungkapkan, seiring pertumbuhan ekonomi, proyek hilirisasi pemerintah dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Unggul Heriqbaldi, ketua tim peneliti TRI Indonesia, mengatakan temuan utama studi ini adalah penciptaan lapangan kerja.
Eric, sapaan akrabnya, mengatakan bisnis hilir memberikan kontribusi positif, terutama dalam meningkatkan investasi di industri strategis seperti nikel dan pasir silika.
Hal ini berdasarkan penelitian terbaru TRI Indonesia dengan tema “Membangun Harmoni Produktif antara Tenaga Kerja Asing dan Masyarakat Lokal di Tanah Air: Tantangan, Peluang dan Kebijakan Hilir Investasi di Indonesia” di Sulawesi Tenggara yang dilakukan di Kabupaten Konawi dan Kota Batam di Kepulauan Riau. Pulau.
Berdasarkan data riset, industri manufaktur yang menjadi fokus industri hilir telah menyerap lebih dari 19,29 juta tenaga kerja pada Agustus 2023, naik dari 15,62 juta pada tahun 2014, ujarnya.
Eriq yang juga dosen FEB Universitas Airlangga Surabaya mencontohkan proyek hilirisasi Konawe yang telah menyerap lebih dari 26.000 tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan.
Proyek-proyek ini juga membuka peluang bisnis lokal, seperti penyediaan logistik dan layanan tambahan lainnya. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 22,52%. Selain itu, bertambahnya smelter dan pusat pengolahan di berbagai kota tidak hanya meningkatkan lapangan kerja, tetapi juga mendorong beberapa daerah untuk meningkatkan UMP (UMP Provinsi). upah minimum) “Misalnya UMP di Maluku Utara akan tumbuh sebesar 7,5% pada tahun 2024,” kata Eriq.
Lebih lanjut, Eric mengatakan hingga saat ini perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam program hilirisasi telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Salah satunya adalah melatih masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan melalui pengembangan pendidikan vokasi yang bermitra dengan universitas setempat.
Indonesia bergerak menuju pasar global
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, mencapai 21 juta ton atau 22,1% dari total cadangan dunia. Pada tahun 2020, Indonesia menyumbang 31% dari total produksi nikel dunia, menjadikannya pemasok utama bahan baku baterai kendaraan listrik. Faktanya, Indonesia saat ini menyumbang 60% hingga 80% bahan baku nikel baterai dunia.
Penelitian menunjukkan bahwa Indonesia telah menarik perhatian produsen kendaraan listrik global. Perusahaan seperti Hyundai dan Wuling telah mendirikan fasilitas produksi di Jawa Barat dengan kapasitas produksi tahunan hingga 260.000 kendaraan.
Selain itu, Indonesia juga berencana menjadi salah satu dari lima produsen baterai terbesar dunia pada tahun 2045, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 700 GWh.
“Nilai tambah hilirisasi nikel khususnya produk baterai bisa mencapai 67 kali lipat. Hal ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan ekosistem industri yang berkelanjutan. Permintaan baterai global diperkirakan akan meningkat hingga 7.100 GWh pada tahun 2045, dan Indonesia memiliki potensi tersebut. untuk memenuhi permintaan ini. Lebih dari 10% dari total permintaan. Eric mengatakan: “Ini merupakan pencapaian yang signifikan dan mencerminkan visi jangka panjang pemerintah. “
Pada saat yang sama, potensi pasir silika Indonesia juga cukup menjanjikan. Total cadangan Indonesia mencapai 330 juta ton, dan penambahan sumber daya kuarsit baru sebesar 297 juta ton. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pasokan bahan baku yang cukup untuk industri semikonduktor. fotolistrik modul (fotovoltaik).
Kedua sektor ini sangat penting untuk mendukung panel surya sebagai teknologi energi terbarukan. Hilir pasir silika meliputi bubuk silika dan produk lainnya, Pasir berlapis resinwafer silikon diharapkan dapat mendukung kemandirian Indonesia dalam teknologi fotovoltaik. Produk-produk tersebut tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga berpotensi menjadi komoditas ekspor utama.
Hilirisasi produksi wafer silikon dari pasir silika merupakan langkah strategis untuk mendukung pengembangan modul optoelektronik dalam negeri. Dengan dukungan teknologi tinggi dan investasi yang kuat, Indonesia berpeluang besar menjadi pusat industri teknologi tinggi dunia. ,” kata Eric.
Dukungan pemerintah terhadap hilirisasi pasir nikel dan silika terlihat dari berbagai kebijakan insentif untuk mendorong investasi dan transfer teknologi. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri swasta juga semakin ditingkatkan untuk menjamin keberlangsungan pengembangan industri.
Melalui kemajuan-kemajuan tersebut, Indonesia tidak hanya akan menjadi kekuatan sumber daya alam, namun juga menjadi pilar penting teknologi perlindungan lingkungan dunia. “Indonesia memiliki semua syarat untuk menjadi pemimpin global dalam kendaraan listrik dan energi terbarukan. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi lintas sektor, kita tidak hanya akan menambah nilai ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat,” Erick. menyimpulkan. (S-1)